Pages

Selasa, 12 November 2013

KNT Trip "Menara Siger" #1 Kejar Sunset Merak !!!


Jam dinding di office FBS Hotel Sentral menunjukan pukul 07.35. Waktunya pulang dari rutinitas dan menyambut dua hari libur, istimewa, libur kuliah, libur juga kerja. Rutinitas Alfa memang berat, kuliah kerja mesti dijalani untuk menutup biaya hidup. Minggu kota Jakarta begitu sepi dari lalu lalang mobil dan motor. Bukan tanpa alasan, mungkin mereka mudik menyambut libur panjang idul adha. Gang sempit depan sentral makin terlihat sepi. Alfa berjalan menuju kostnya yang tidak terlalu jauh. Tak berapa lama setelah membuka pintu, Reffa datang dengan tas yang tidak terlalu berat. Mereka menunggu dua orang lainnya, Rizcky kabarnya bakal membawa temannya, sedang Idris sampai jam setengah 9 masih belum juga ada kabar. Tak lama Rizcky datang, bersama temannya, Ikbal. Mereka beristirahat sejenak sebelum berangkat, sambil menunggu kabar Idris.
 “eh, Fa. Nyalain wi-fi lu dong. Gue mau ngirim tugas IBM anak – anak nih” Rizcky mengeluarkan Laptopnya.
Sambil menunggu, mereka berbincang sambil menunggu Rizcky mengirim E-Mailnya. Mereka berkenalan dengan Ikbal. Teman baru.
“eh, udah jam 10 nih, udah ke kirim belom ky” Reffa melihat jam di ponselnya
“belom sii, tapi yaudah lah ayok” Rizcky
“udeh tunggu aje bentar lagi, udah 80% tuh !” Alfa. “lu pada makan dulu aje, di jalan entar mahal lho” Lanjutnya kepada Rizcky dan Ikbal yang belum sempat sarapan.
Ikbal dan Rizcky membeli makanan. Mereka membeli kacang atom, dan habis sebelum kita berangkat -__-“. Jadi yang dibawa untuk bekal perjalanan cuma Air mineral 1 liter dua botol. Dan di masukin ke tas Reffa alias Reffa yang bawa. Jam setengah 11 mereka berangkat menuju Stasiun Tanah Abang dari Utan Kayu, tanpa Idris yang masih belum ada kabar.
“eh beli kartu dulu” Alfa
“eh iya, mana duitnya ?” Reffa
“Lha -__-, nih nih nih, sono beli” Alfa mengeluarkan uang lima ribuan dari dompetnya
Mereka bertiga pertama – tama mesti ke Matraman, tapi kok 46 sama 49 nya gak ada yang lewat yaa, akhirnya Bajaj jadi pilihan akhir ke matraman, setelah tawar menawar sengit, akhirnya kita berempat dalam satu Bajaj ke Matraman dengan tarif 10 ribu.




Dari matraman, mereka melanjutkan perjalanan ke Stasiun Tanah abang dengan menggunakan Kopaja 502 dengan tarif 3ribu per orangnya. Jalanan Jakarta yang sepi membuat perjalanan menjadi lebih cepat. Jam 11 lewat dikit, mereka tiba di Stasiun. Setelah pusing mencari loket, ternyata kereta yang akan di tumpangi tidak lagi berangkat dari tanah abang, jadi harus ke Stasiun Duri dari Stasiun tanah abang yang jaraknya Cuma satu stasiun, dan mau gak mau mereka membayar untuk naik commuter line dengan prosedur ribet/riweuh/rempong/pusing dah pokoknya.  Tak lama setelah turun tangga, kereta tujuan jakarta kota datang dan mereka naik kereta itu untuk ke Stasiun Duri. Sampai stasiun duri, hal pertama yang harus di lakukan adalah menukar kartu jaminan asuransi ke loket !, lumayan 20 ribunya balik. Setelahnya ke loket kereta penumpang, Sial ! Jadwal kereta berubah beberapa hari sebelum keberangkatan, yang semula jam 1 siang, menjadi jam setengah 5 sore. Alfa memutar otak, dan di putuskan kita ke Merak naik Bus dari Terminal Kali Deres. Tapi pertama mereka mesti  ke Shelter Tj Kota. Dan lagi lagi naik Bajaj, setelah tawar menawar dengan beberapa Bajaj di capai tarif akhir 15ribu. Bajaj meluncur ke Kota, dengan agak berat.




Sampai di Kota !, bergegas ke loket Shelter Tj. Kali ini tujuannya Kali Deres. Tak perlu menunggu lama Bis gandeng Tj tiba, antrian yang tak terlalu panjang membuat mereka bisa langsung ke Shelter Harmoni untuk Transit sebelum akhirnya ke tujuan akhir Shelter Kali Deres. Jam menunjukan pukul setengah 1 sesampai mereka di Kali Deres. Rencana mendapat pemandangan Sunset di atas Feri di Merak terancam gagal !.
“Ayok, langsung naek bus aje, biar dapet  Sunset” Rizcky panik.
“Tar dulu, solat dulu aje” Alfa, dan di amini oleh Reffa
Mereka akhirnya solat dzuhur terlebih dulu sebelum berangkat ke Pelabuhan Merak. Setelah itu, mereka menunggu bus di luar terminal sambil makan cincau
“yah gak yakin nih gue kita bisa liat Sunset, udeh jam 1” Rizcky
“santai aje santai, perjalanan pake bus lebih cepet daripada naek kereta” Alfa
Mereka bersenda gurau untuk mengisi kekosongan saat menunggu Bus datang. Tak lama bus dataang, dengan merek Arimbi warna hijau. Bus masih kosong, jadi masih bisa memilih tempat duduk, Alfa dengan Refa, Rizcky dengan Ikbal


Tapi ternyata ke sialan tidak mau pergi !, Busnya rusak, terpaksa kami ganti Bus di daerah perempatan tangerang. Sekitar 30 menit yang panjang, ada supir omprengan yang menawarkan ke merak dengan harga 100 ribu/ orang ! gila kali pikir mereka. Refa duduk di trotoar, Rizcky berdiri gelisah disampingnya, Alfa masih dengan santai bersenda gurau.  Bis tiba, Alfa dan Ikbal naik duluan, tapi kemana Reffa dan Rizcky ? akhirnya mereka di rombongan paling belakang, Bus penuh. Alfa memberikan tempat duduknya ke Reffa yang katanya mabok darat.
“lu kenapa pada lama naeknya ?” Alfa
“Noh, si Reffa, pea” Rizcky
>> sebelum naik, sudut pandang Reffa dan Rizcky
Reffa masih sibuk mengunyah stik yang tadi di belinya, sepatunya ia lepas untuk alas duduk di trotoar, Rizcky juga masih mengunyah tapi tidak melepas sepatunya, kedua tangan reffa penuh dengan bawaan. Bus datang secara tiba – tiba, dia tidak mendengar aba – aba dari Alfa untuk segera berdiri. Dengan cepat Alfa dan Ikbal naik berharap mendapat tempat duduk, Rizcky juga akan naik, tapi saat sampai pintu bus.
“Ky..... eh ky ky tolongin gue ky., sepatu gue sepatu gue” Reffa yang masih memegang makanan di kedua tangannya bergegas ikut Rizcky tapi sepatunya ketinggalan. Akhirnya mereka kembali untuk mengambil sepatu Reffa dan berada di rombongan terakhir
“oo begitu, hahahaha. Koplak” Alfa
“lagian elu kagak bilang – bilang kalo busnya udeh dateng” Reffa
“apaan, kan tadi gue bilang, eh itu busnya” Alfa
“Elunya aje makan mulu koplak, mane sepatu pake di tinggal” Rizcky. Mereka tertawa  diantara penuh sesaknya bus.
Hingga kondektur meminta ongkos sebesar 21ribu per orang. Bus berjalan hingga sampai serang barulah sepi penumpang, akhirnya mereka semua mendapat tempat duduk masing – masing, jam menunjukan pukul setengah 4 saat tiba di serang. Bus berjalan ke merak, semua tertidur.




Omongan Alfa terbukti benar, mereka masih dapat melihat Sunset di atas kapal Feri di pelabuhan merak. Malah masih sempat untuk makan di warteg dan solat ashar di musholla. Mereka membeli tiket seharga 13ribu perorang dengan tujuan Bakauheni, Lampung.