hari pertamanya bekerja, ia menempati sebuah ruang sempit namun tertata rapi. di meja kerjanya terdapat beberapa file yang belum terselesaikan. itu adalah tugas - tugas yang menanti untuk di selesaikan secara cepat. ia hanya melongo melihat ruangan itu. seperti ada daya magis yang menguap di ruangan itu. nyaman sekali. konsentrasi pun terasa didapat. semua sunyi seketika saat pemuda itu menutup pintu. tak terdengar hiruk pikuk di luar. ditangah ia menelisik seluruh ruangan. ia teringat pesan Kopral Joko. "setelah kau berada di ruang itu periksa bacalah buku kecil ini. ini akan sangat membantu mu" Kopral Joko berbisik kepadanya kemarin. sembari memberikan sebuah buku kecil yang agak usang kemarin. Ia membuka tasnya dan mulai membaca buku itu. disana terdapat beberapa catatan penyidikan yang telah terselesaikan. ia membalik tiap halaman. membaca dengan serius tiap kalimat dan kata. catatan itu begitu menarik. kejadian - kejadian dan penjabaran faktanya begitu detail. ada satu catatan yang koyak. atau sengaja di koyak. di sana hanya tersisa tanggal kejadian dan satu petik kalimat kecilcyang bahkan sulit untuk di baca. tapi mata pemuda itu masih jeli. "pengkhianatan adalah hal yang tak akan dapat di duga kapan dan bagaimana terjadinya" kalimat itu lah yang tertulis di kertas yang telah koyak sebagian besar bagian lainnya. tak ada rasa curiga dari kata - kata itu. mungkin hanya kata mutiara yang di tulis si empunya buku. ia masih bertanya - tanya siapa yang menulis buku catatan itu. Kopral Joko bahkan tak memberi tahunya. tetapi yang pasti orang itu pastilah sangat pintar dalam hal investigasi. dilihat dari penjabaran - penjabaran faktanya. ia pastilah bukan orang sembarangan. hingga jam makan siang datang pemuda itu bahkan belum membuka file - file yang menumpuk di mejanya. seorang petugas dapur datang menawarinya makan. "tak usah kau buatkan, saya makan di luar saja. saya kira saya butuh berbaur" Pemuda itu. "baik lah, Pak" pelayan dapur itu kembali pergi menutup pintu dan hilang diambang pintu. Pemuda itu keluar ruangan. ia melihat Kopral Joko yang juga sedang berjalan keluar. "Kopral .." sahutnya. ia agak berlari mengejarnya. mereka berbincang di sebuah meja panjang kantin. pemuda baru itu menyapa beberapa prajurit lain. "oia ada hal yang ingin saya, tanyakan.tentang buku itu" pemuda itu. Kopral joko berhenti makan seketika. "kita bicarakan itu di ruangan mu saja. nanti saya akan jelaskan" Kopral. "baik lah , Pak" pemuda itu agak heran melihat mimik wajah Kopral Joko yang langsung berubah saat ia menanyakan tentang buku itu.
di ruangan yang sempit itu kini ada dua orang pemikir. "kau tahu ruangan ini" Kopral Joko menelisik ke seluruh ruangan. "ini ruang kepala penyidik" Pemuda itu. "bukan. ini adalag ruang para pemberani ruang dimana penyidik - penyidik hebat bekerja. dengan ketulusan hati dan keberanian jiwa. ini adalah ruang pemuda yang ku ceritakan pada hari seleksi pertama" Kopral Joko. "siapa dia, dan apa hubungannya dengan pertanyaan saya tadi, Pak" pemuda itu. "beberapa bulan lalu jika kau mengikuti berita, kau pasti tahu tentang penyidik yang bunuh diri. Ia adalah temanku. tak dapat di percaya ia mengakhiri hidupnya seperti itu. aku ketua penyidik kematiannya. tapi belum sempat selesai penyidikan dihentikan. kepala instansi memintaku menghentikan penyelidikan itu dan jawaban untukmu. buku itu adalah miliknya banyak kerahasiaan yang butuh di ungkap di buku itu. aku percaya kau dapat memecahkannya. semua data yang sudah dan akan di selesaikannya semua di tulis di buku itu" Kopral Joko. "Kuharap kau dapat segera bertindak , Nak" ia melanjutkan. setelah menceritakan semua itu Kopral Joko beranjak dari tempat duduk dan pergi meninggalkan ruangan. kebingungan tersisa di benaknya. ia merasa terbebani. tapi suasana ruangan itu entah mengapa membuatnya bersemangat. ia membuka kembali buku itu. setelah lembar yang koyak itu ada beberapa kasus kecil yang belum terselesaikan. kasus itu sama dengan kasus - kasus yang ada di atas meja. pemuda itu merasa. si penulis buku itu sudah tau akan ajalnya dan ia menulis semua pekerjaan yang mesti di kerjakan penulisnya. namun yang membuat pemuda itu tercengang adalah kalimat awal pada lembar awal kerja. "jika kasus sebelumnya telah selesai semua akan terungkap. mereka yang sedang bersembunyi dalam lindungan baja" begitulah kalimat awal dalam catatan itu. pemuda itu mencari - cari kasus yang belum terselesaikan itu namun hanya lembar itulah yang menyatakan kasus belum terselesaikan. ia kebingungan luar biasa. keringat dingin karna adrenalin kasus itu sudah mulai keluar. ia berpikir keras dan teringat akan lembaran koyak di buku itu. mungkin jadi satu petunjuk. bekas sobekan itu menunjukan orang itu menyobeknya secara paksa. karna ada beberapa bagian yang tidak koyak. tampaknya penulis tengah dalam keadaan bahaya hingga mesti cepat menghilangkan data dari buku itu. pikiran itu berkecamuk di kepalanya. apa mungkin sobekan itu terdapat petunjuk besar didalamnya. pemuda itu berpikir keras sebelum mengambil keputusan. ia yakin di sanalah kunci dari semua kasus. tapi kini dimana sobekan itu. ia bahkan tak tahu kronologis kematian penulis buku itu. ia teringat Kopral Joko. ia pernah berkata jika ia adalah kepala investigasi kematian pendahulunya. Ia menghambur keluar dengan cepat tiba di ruangan Kopral Joko. "ada apa Ahmad, kau tampak tergesa begitu" Kopral Joko. "aku tahu rahasianya. tapi aku harus mendapat sesuatu yang hilang di buku ini" Ahmad. "apa itu?? Kopral Joko. Ahmad menyodorkan buku itu ke Kopral Joko. ia menunjuk ke sebuah sobekan di satu bagian buku itu. "dan apa kau berpikir bahwa semua kunci seluruh kasus ada di sobekan ini??" Kopral Joko. "ya benar. anda kan kepala penyelidik kasus terbunhnya dia. anda mungkin tahu di mana sobekan ini berada" Ahmad. "tapi tak ada apa - apa di area kejadian perkara, saat itu" Kopral Joko. "sial, di mana ia menyembunyikanya" Ahmad berpikir sejenak. "apa anda tahu alamat keluarga orang ini" lanjutnya. Kopral Joko menulis di sebuah kertas dan memberikanya kepada Ahmad. "semoga kau berhasil, Nak" Kopral Joko.
Esok harinya ia mulai bekerja. Ahmad berpakaian lengkap tapi tidak untuk ke kantor melainkan ke alamat yang di berikan oleh Kopral Joko. Rumah sederhana dipingiran kota berdiri di hadapannya. "Selamat Pagi, Bu. bisakah saya bertemu dengan orang rumah" Ahmad. "oh, silahkan masuk, mas" seorang wanita paruh baya dengan badan yang agak tambun menyambutnya. "sebentar saya panggilkan orang yang ingin anda temui" peremuan itu. Ahmad agak kaget dengan kata - kata perempuan itu. seolah mereka sudah tahu akan kedatangannya. tapi bagaimana. ia mulai memikirkan betapa hebatnya pendahulunya itu. seorang perempuan yang kira - kira berumur 30 tahun keluar dari ruangan. wajahnya seakan cerah menyiratkan harapan. " silahkan duduk" perempuan itu. "terima kasih" Ahmad. "apa anda yang terpilih menggantikan suami saya" perempuan itu. "ya benar. dan soal suami anda saya turut berduka" Ahmad. "yaa, tak apa. ini semua sudah resiko pekerjaan" perempuan itu. "saya tahu anda mencari sesuatu bukan, apa ini yang anda cari" lanjutnya sambil mengambil secarik kertas dari laci dekat ruang tamu. "tapi bagaimana anda bisa tahu semua ini karna bahkan saya belum memberi tahu anda mengapa saya disini" Ahmad terlihat kebingungan sekali. " itu adalah suami saya. ia berpesan setelah lima bulan jika ia gugur dan ada penggantinya yang datang ke rumah ini. saya diminta olehnya memberikan ini" perempuan itu. ia sadar sekali dengan kebingungan Ahmad. namun Ahmad tetap mengambil secarik kertas usang itu. tak peduli apapun alasannya, ia akhirnya dapat menemukan kunci itu. ia membuka lipatan kertas itu dengan hati - hati dan matanya terbelalak setelah membaca itu. tebakannya benar fakta di kertas itu bisa membongkar semuanya. "terimakasih. ini akan sangat membantu" Ahmad akhirnya dapat tersenyum. sebentar lagi kejahatan terbesar di negeri ini akan terungkap. "berhati - hatilah anak muda. kau tak akan menyadari beberapa iblis bahkan sedang menyamar sebagai seorang malaikat" pesan terakhir perempuan itu membuat Ahmad lebih waspada. "Baiklah akan ku ingat pesan anda" Ahmad keluar dari rumah itu dan langsung meluncur cepat ke Kantor Instansi. "ia melaporkan hasil kerjanya kepada Kopral Joko. satu koloni pasukan penyidik telah siap meluncur ketempat sasaran. ada sekitar dua puluh orang yang akan mengepung tempat itu. siaga diberlakukan. Ahmad menjadi pemimpin koloni itu. beberapa prajurit mengintai tempat itu seharian. sementara Ahmad dan Kopral Joko menunggu dalam mobil khusus dengan kaca hitam. beberapa anak buahnya kembali dari lokasi pengintaian. semua telah siap. eksekusi akan dilakukan malam hari. tak ada suara. tanpa gangguan. daerah ini akan tetap hening seperti malam - malam biasanya. beberapa penjaga gerbang sudah terkapar. sekelompok prajurit masuk. mereka semua masuk. melewati halaman luas sebuah rumah besar. dengan hati - hati beberapa prajurit mencoba membuka kunci rumah itu. dan terbuka. Ahmad dan Kopral Jono berpencar dengan prajurit lainnya. mereka melumpuhkan hampir semua penjaga di rumah itu. dan tersisa satu ruangan. ruangan itu dituju oleh Ahmad dan Kopral Jono dan beberapa prajurit yang telah selesaikan misinya. pintu dibuka oleh prajurit. timah - timah panas meluncur dari dalam ruangan itu. seluruh prajurit tewas kecuali Ahmad dan Kopral Jono sudah terlebih dahulu menghindar. Ahmad melepaskan tembakannya ke orang - orang yang menembaki mereka. ia adalah penembak jitu. semua musuh mati tak bersisa. dan tinggal satu orang. ia adalah seorang yang penting. Ahmad telah menodongkan pistolnya ke kepala orang it. dengan Kopral Jono di belakangnya mengawasi yang juga menodongkan pistol. asap keluar dari pistol. ia memuntahkan timah panas. dan "buk" seseorang terjatuh diantara mereka bertiga. itu adalah Ahmad. ia terkena tembakan di perutnya. ia menoleh kebelakang. ia melihat. dan terkejut bukan main. telah terjadi pengkhianatan..
»bersambung«