satu hari sebelum hari keberangkatan, tempat reservasi tiket kereta luar kota di stasiun pasar senen terlihat antrian cukup panjang. hari itu sudah sore, antrian sudah tidak terlalu panjang lagi. dipapan pengumuman tertulis nama beberapa kereta ekonomi yang ditandai dengan huruf "h" itu artinya tiket tersebut sudah habis bahkan hingga tujuh hari kedepan sehingga antrian calon penumpang kereta kelas bisnis terlihat lebih menumpuk dari pada calon penumpang kereta ekonomi yang kebanyakan tiketnya telah habis terjual. akhirnya saya memutuskan untuk masuk kebarisan calon penumpang kereta bisnis. tujuan akhir saya adalah stasiun jogjakarta. barisan semakin lama semakin pendek dan saya semakin maju kedepan loket pemesanan. didepan loket saya memesan satu tiket kereta bisnis senja utama jogja jurusan stasiun tugu jogjakarta untuk keberangkatan keesokan harinya, harga tiket kereta tersebut Rp 130rb untuk sekali jalan, di tiket tercantum nomor tempat duduk dan nomor gerbong sehingga penumpang duduk dengan teratur.
perjalanan diawali dari stasiun pasar senen jam setengah 8 malam, kereta masih belum tampak, kereta bisinis sawunggalih jurusan kutoarjo datang terlebih dahulu, terlambat 30 menit dari jadwal semula. penumpang yang tadinya duduk di pelataran stasiun mulai menyesaki peron. tidak lama setelah penumpang naik, kereta itu kembali melanjutkan perjalanannya. hujan mulai turun, namun pandangan kearah ujung peron tidak dapat dialihkan, sampai suatu cahaya diujung peron menggerakkan para calon penumpang merapat. itu adalah kereta senja utama jogja. penumpang dengan tertib masuk, suasana didalam kereta sangat berbeda dengan diluarnya, yang sedang hujan. bangku - bangku kosong mulai terisi oleh penumpang. perjalanan sendiri ini terasa sangat membosankan, hingga kantuk datang menyerang.
tidak terasa sudah dini hari ketika aku terbangun saat kereta berhenti lama di stasiun kutuarjo. tinggal beberapa stasiun lagi menuju Tugu. saya melihat arloji yang sudah menunjukan pukul 4 dini hari. beberapa pedagan mulai memasuki kereta, menjajakan sejumlah makanan kepada penumpang, hingga kereta kembali melanjutkan perjalanannya setelah berhenti sekitar setengah jam di stasiun ini. beberapa stasiun dilewati, itu membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke Stasiun Tugu.
suasana pagi stasiun Tugu
jam 5.30, kereta tiba distasiun Tugu, stasiun ini cukup luas. pertama yang saya lakukan adalah mencari tempat shalat, yang terdapat disebelah pelataran luas stasiun. disebelahnya juga ada fasilitas WC gratis yang keadaannya cukup terawat. setelah shalat, saya duduk sebentar menunggu matahari keluar dari peraduannya. setelah dirasa cukup beristirahat, saya kembali melanjutkan perjalanan, namun sebelum itu saya mengantri tiket untuk pulang kejakarta hari itu juga. setelah mengantri cukup lama, saya bernasib kurang beruntung, tiket kejakarta habis terjual, sehingga memaksa saya untuk keterminal Giwangan, membeli tiket bus ke jakarta. namun sebelum itu saya berjalan - jalan sejenak di malioboro, yang sepi disaat pagi. setelah puas berjalan - jalan dimalioboro, saya melanjutkan perjalanan ke terminal giwangan menggunakan Trans Jogja dari halte Malioboro yang tak jauh dari stasiun tugu.
Jl. Malioboro dan TransJogja
sampai diterminal Giwangan, saya langsung menuju penjualan tiket, namun sebelumnya harus membeayar tiket masuk terminal seharga Rp.200,-. bis santoso menjadi pilihan saya, dengan Rp.90.000,- saya mendapat satu tiket kejakarta. setelah mendapat tiket, kembali saya mengandalkan TransJogja untuk mengantarkan saya ke Candi Prambanan. perjalanan ditempuh dari shelter Giwangan selama 1 jam dengan 1x transit. tidak terlalu membosankan melihat jalanan Jogja yang sepi mobil pribadi yang sering kali menjadi sumber kemacetan. sesampai di shelter prambanan, saya mesti berjalan lagi cukup jauh, untuk mencapai gerbang Candi. saya diberi pilihan tiket, yaitu tiket Candi prambanan saja, 30.000 atau + paket wisata Petilasan Ratu Boko, 40.000. saya memilih pilihan kedua. dari prambanan ke petilasan Ratu Boko, petugas Prambanan menyediakan shuttle, karena letaknya yang berada diatas bukit yang cukup jauh dari Prambanan.
suasana Petilasan Ratu Boko
puas berjalan - jalan di petilasan ratu boko, saya kembali melanjutkan perjalanan dengan shuttle ke candi prambanan. berbeda dengan petilasan ratu boko yang sepi, di prambanan sangat banyak wisatawan, asing maupun lokal. candi - candi besar berdiri tegap menantang langit.
suasana di Candi Prambanan
saya kembali melihat arloji, ternyata dua jam lagi bis saya akan berangkat. saya bergegas kembali ke terminal. beruntung saya tidak harus menuggu bis terlalu lama di terminal prambanan. bis itu langsung datang dan membawa saya ke terminal giwangan. diterminal giwangan saya makan terlebih dahulu, sambil menunggu bis datang. tepat jam 3 sore bis datang, namun saya harus berpindah bis disekitar wilayah semarang tempat terminal bis - bis jenis ini. semalaman berada didalam bis tidak terlalu membuat saya letih. ketika dini hari udara dalam bis terasa sangat dingin, saat itu bis tengah melaju di tol sekitar daerah Karawang yang berarti sudah dekat untuk sampai dijakarta. dan akhirnya sekita jam setengah enam bis tiba di terminal pulogadung, saya turun dan langsung naik bis kerah tempat tinggal saya.
didalam terminal Giiwangan
perjalanan diawali dari stasiun pasar senen jam setengah 8 malam, kereta masih belum tampak, kereta bisinis sawunggalih jurusan kutoarjo datang terlebih dahulu, terlambat 30 menit dari jadwal semula. penumpang yang tadinya duduk di pelataran stasiun mulai menyesaki peron. tidak lama setelah penumpang naik, kereta itu kembali melanjutkan perjalanannya. hujan mulai turun, namun pandangan kearah ujung peron tidak dapat dialihkan, sampai suatu cahaya diujung peron menggerakkan para calon penumpang merapat. itu adalah kereta senja utama jogja. penumpang dengan tertib masuk, suasana didalam kereta sangat berbeda dengan diluarnya, yang sedang hujan. bangku - bangku kosong mulai terisi oleh penumpang. perjalanan sendiri ini terasa sangat membosankan, hingga kantuk datang menyerang.
tidak terasa sudah dini hari ketika aku terbangun saat kereta berhenti lama di stasiun kutuarjo. tinggal beberapa stasiun lagi menuju Tugu. saya melihat arloji yang sudah menunjukan pukul 4 dini hari. beberapa pedagan mulai memasuki kereta, menjajakan sejumlah makanan kepada penumpang, hingga kereta kembali melanjutkan perjalanannya setelah berhenti sekitar setengah jam di stasiun ini. beberapa stasiun dilewati, itu membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke Stasiun Tugu.
suasana pagi stasiun Tugu
jam 5.30, kereta tiba distasiun Tugu, stasiun ini cukup luas. pertama yang saya lakukan adalah mencari tempat shalat, yang terdapat disebelah pelataran luas stasiun. disebelahnya juga ada fasilitas WC gratis yang keadaannya cukup terawat. setelah shalat, saya duduk sebentar menunggu matahari keluar dari peraduannya. setelah dirasa cukup beristirahat, saya kembali melanjutkan perjalanan, namun sebelum itu saya mengantri tiket untuk pulang kejakarta hari itu juga. setelah mengantri cukup lama, saya bernasib kurang beruntung, tiket kejakarta habis terjual, sehingga memaksa saya untuk keterminal Giwangan, membeli tiket bus ke jakarta. namun sebelum itu saya berjalan - jalan sejenak di malioboro, yang sepi disaat pagi. setelah puas berjalan - jalan dimalioboro, saya melanjutkan perjalanan ke terminal giwangan menggunakan Trans Jogja dari halte Malioboro yang tak jauh dari stasiun tugu.
Jl. Malioboro dan TransJogja
sampai diterminal Giwangan, saya langsung menuju penjualan tiket, namun sebelumnya harus membeayar tiket masuk terminal seharga Rp.200,-. bis santoso menjadi pilihan saya, dengan Rp.90.000,- saya mendapat satu tiket kejakarta. setelah mendapat tiket, kembali saya mengandalkan TransJogja untuk mengantarkan saya ke Candi Prambanan. perjalanan ditempuh dari shelter Giwangan selama 1 jam dengan 1x transit. tidak terlalu membosankan melihat jalanan Jogja yang sepi mobil pribadi yang sering kali menjadi sumber kemacetan. sesampai di shelter prambanan, saya mesti berjalan lagi cukup jauh, untuk mencapai gerbang Candi. saya diberi pilihan tiket, yaitu tiket Candi prambanan saja, 30.000 atau + paket wisata Petilasan Ratu Boko, 40.000. saya memilih pilihan kedua. dari prambanan ke petilasan Ratu Boko, petugas Prambanan menyediakan shuttle, karena letaknya yang berada diatas bukit yang cukup jauh dari Prambanan.
suasana Petilasan Ratu Boko
puas berjalan - jalan di petilasan ratu boko, saya kembali melanjutkan perjalanan dengan shuttle ke candi prambanan. berbeda dengan petilasan ratu boko yang sepi, di prambanan sangat banyak wisatawan, asing maupun lokal. candi - candi besar berdiri tegap menantang langit.
suasana di Candi Prambanan
saya kembali melihat arloji, ternyata dua jam lagi bis saya akan berangkat. saya bergegas kembali ke terminal. beruntung saya tidak harus menuggu bis terlalu lama di terminal prambanan. bis itu langsung datang dan membawa saya ke terminal giwangan. diterminal giwangan saya makan terlebih dahulu, sambil menunggu bis datang. tepat jam 3 sore bis datang, namun saya harus berpindah bis disekitar wilayah semarang tempat terminal bis - bis jenis ini. semalaman berada didalam bis tidak terlalu membuat saya letih. ketika dini hari udara dalam bis terasa sangat dingin, saat itu bis tengah melaju di tol sekitar daerah Karawang yang berarti sudah dekat untuk sampai dijakarta. dan akhirnya sekita jam setengah enam bis tiba di terminal pulogadung, saya turun dan langsung naik bis kerah tempat tinggal saya.
didalam terminal Giiwangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar