Petualangan diawali pagi pada pukul 06.15 dari halte pertemuan harmoni, keadaan halte , sangat ramai dikarenakan mungkin ini hari kerja, antrian sangat panjang disetiap jurusan. Kami bertiga menunggu satu anggota lagi yang terlambat karena sudah pukul 06.30 ia masih juga belum datang. Kami memutuskan untuk langsung naik busway jurusan Jakarta kota dan memilih menuggu teman kami disana. Suasana pagi kota tua di hari kerja sangat terasa, polusi dan pantulan cahaya matahari yang menyinari gedung – gedung tua adalah dua zat berbeda di rimba Jakarta. Pukul 06.45, masih belum ada tanda – tanda kedatangan teman kami, walau sudah sekitar lima bus transjakarta yang tiba di halte ini. Kami mulai menghubunginya, untuk mengetahui lokasi tempat ia berada sekarang. Pukul 07.00, akhirnya ia tiba, kami masih mengharapkan dapat menaiki kereta pertama tujuan merak dari stasiun jakrta kota. Loket tidak terdapat antrian berarti, petugas loket menginformasikan kepada kami bahwa kereta baru saja berangkat. Kecewa, hanya itu yang ada dalam benak kami sementara. Tapi kami tidak putus asa, kami berusaha mengejar kereta dengan mikrolet 08 jurusan tanah abang, mobil ini melesat kencang kearah st.tanah abang. Masih ada secercah harapan bagi kami. Pukul 07.45, akhirnya kami tiba. Kami melewati anak tangga untuk mencapai loket, namun lagi – lagi kami kecewa, itu tampak dari raut wajah ketiga leader yang gusar bahkan salah satunya tak mampu berdiri karena kecewanya.
Masih ada harapan, kami bergerak ke rangkas bitung dengan kereta. Tanpa pengetahuan tentang daerah tersebut, kami tetap nekat untuk mencapai tujuan kami. Pukul 08.15 kereta tiba di tanah abang, kami melawati perjalanan panjang selama 4 jam diatas kereta hingga akhirnya tiba di stasiun terakhir rangkas bitung pada pukul 12.00. kebingungan, itulah yang terjadi saat kami tiba di rangkas bitung, salah satu teman kami lalu bertanya pada supir oplet yang sedang berheti menunggu penumpang, dia memberitahu kami ada mobil yang menuju labuhan di terminal mandala yang dapat ditempuh dengan oplet tersebut. Setiba di terminal mandala kami menaiki mobil kecil menuju keduben untuk kembali melanjutkan perjalanan kearah terminal antar kota labuhan. Serangkaian perjalanan tersebut kami tempuh selama dua setengah jam perjalanan hingga sampai diterminal antar kota labuhan. Dari terminal antarkota kami kembali menaiki mobil kecil menuju terminal local yang tidak terlalu jauh dari terminal antar kota. Gerimis menemani perjalanan kami, suasana pedesaan benar – benar terasa. Setiba di terminal local, kami kembali harus naik mobil terakhir tujuan carita. Mobil melesat kencang dalam waktu 15 menit sudah tercium aroma khas pantai, kami melewati sepanjang garis pantai carita, hingga tiba di salah satu lokasi , yakni pantai pasir putih.
Langit mendung dengan sedikit gerimis tak menghalangi kami mengagumi keindahan pantai berombak tenang ini, di beberapa bibir pantai terdapat para pemancing yang sedang beraksi. Kami terus memotret sembari bermain air. Waktu menunjukan pukul dua namun langit sudah gelap. Puas bermain air, kami memutuskan untuk pulang namun sebelum pulang salah seorang dari kami menato tangannya dengan tato yang tidak permanen tentunya, kegiatan itu hanya memakan waktu 20 menit untuk menyelesaikannya. Setelah bersih bersih badan kami memutuskan untuk pulang. Didepan gerbang keluar telah menunggu sebuah mobil kecil jenis carry yang siap mengantar kami ke terminal antar provinsi Labuan. Disana kami naik mobil murni jaya tujuan kali deres. Kami beruntung dapat naik mobil tersebut karna menurut informasi bis tersebut adalah bis terakhir yang akan berangkat kejakarta. Sekitar jam 18.30 mobil berangkat dari terminal, bergerak lambat menuju Jakarta, kondektur bis yang berada di pintu depan dan pintu belakang bis terus berteriak – teriak untuk menarik penumpang. Bis penuh sesak saat sudah memasuki serang. Nasib sial menimpa bus kami. Di depan kantor walikota tangerang bus terkena tilang karena kelebihan muatan sehingga bus harus berhenti sekitar setengah jam untuk mengurus segala sesuatunya. Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 20.30. jam 21.00 kami kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya bus masuk tol untuk kedua kalinya setelah sebelumnya masuk tol di daerah pandeglang dan sekarang didaerah balaraja. Waktu sudah menunjukan pukul 21.30. bus melaju kencang saat di jalan tol menuju gerbang tol tangerang dan keluar tol di daerah itu jam 22.15. pukul 22.45 bus akhirnya tiba di terminal kali deres, nasib sial kali ini menimpa kami uang kami tidak cukup untuk naik busway yang akan mengantar kami kerumah. Kami memberanikan diri meminta bantuan pada seorang petugas busway yang berbaik hati memberikan tumpangan kepada kami dan akhirnya kami pun pulang kerumah masing – masing dengan selamat.
saat busway dari harmoni datang ke shelter busway jakarta kota museum bank indonesia dikala pagi
pintu masuk utama pantai wisata pasir putih
ikan mudskipper atau biasa disebut ikan glodok jika di indonesia, mudah ditemui dipantai ini. itu menunjukan bahwa ekosistem laut di pantai ini masih baik dan terjaga
air laut yang tenang membuat pantai ini aman untuk arena bermain anak - anak
pintu masuk utama pantai wisata pasir putih
ikan mudskipper atau biasa disebut ikan glodok jika di indonesia, mudah ditemui dipantai ini. itu menunjukan bahwa ekosistem laut di pantai ini masih baik dan terjaga
air laut yang tenang membuat pantai ini aman untuk arena bermain anak - anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar