Pages

Sabtu, 12 Oktober 2013

9 Tipe Backpacker

Traveling ala backpacker kini jadi pilihan banyak turis untuk berlibur. Di dunia, ada 9 tipe backpacker yang mungkin ditemui ketika jalan-jalan menurut The Sunday Morning. Termasuk yang manakah Anda ?

1. Si pelit

Anda pasti kenal orang ini. Dialah traveler yang mencibir siapa saja yang rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk membeli suvenir. Berhati-hatilah jika
bepergian dengan orang ini. Ia tidak hanya mencibir ketika Anda belanja, tapi juga ketika menawar harga barang.

2. Si tukang makan

Bisa ditebak, si tukang makan adalah traveler yang mengincar aneka makanan di destinasi tujuan. Ketika jalan-jalan mereka akan sibuk mencari tempat makan atau bahkan menghabiskan banyak waktu di tempat makan.

3. Si pengikut buku panduan

Ketika traveling, rasanya hampir semua orang mengantongi buku petunjuk perjalanan, seperti LonelyPlanet. Namun ada yang mengikuti secara berurutan itinerary dari buku, ada pula yang hanya menjadikannya sebagai petunjuk dasar, selebihnya mereka mengatur dengan inisiatif sendiri. Traveler si pengikut buku panduan, akan tegas mengikuti setiap langkah yang ditulis buku. Mereka akan melingkari destinasi yang akan dikunjungi agar tidak terlewat.

4. Si pengalaman

Si pengalaman, dialah yang paling tahu segala hal. Bukan karena sok tahu, tapi karena mereka telah mendatangi tempat-tempat yang Anda datangi. Saking pengalamannya, backpacker tipe ini sampai tahu kapan mal di sana diskon. Intinya, dialah sumber informasi yang Anda butuhkan.

5. Si penggila pesta

Jika Anda tidak menyukai pesta, backpacker tipe ini pasti sangat mengganggu. Tangan mereka tak pernah lepas dari bir, dan hanya menghabiskan waktu dengan bersenang-senang.

6. Si pemula

Merekalah orang-orang yang bisa dibilang belum pengalaman traveling ala backpacker. Biasanya, traveler tipe ini akan protes jika harga makanan dianggap mahal, atau kasur yang tidak empuk.

7. Si wajah seram

Inilah traveler yang berpenampilan seram, berantakan dan sedikit menakutkan. Siapa saja yang melihat mungkin menganggap ia seperti buronan yang kabur dari negara asalnya.

8. Si vegetarian

Jelas sudah, ini adalah backpacker yang tidak memakan daging sekalipun sedang traveling. Mereka hanya akan menyantap sayur- sayuran saja.

9. Si blogger

Inilah traveler yang rutin menulis setiap perjalan dalam blog pribadinya. Biasanya, traveler tipe ini akan meminta teman seperjalanan untuk membaca blog miliknya.

sumber. Detik Travel

Yudha Galuh : Cerita 1


Semua berawal dari sapaan – sapaan kecil. Dari tahun 92’, lahir dua bayi lucu, Yudha dan Galuh. Mereka dilahirkan di tempat yang berbeda. Banyuwangi 92’, Galuh Larangga lahir, berkulit kuning langsat dengan mata sayu. Berbeda dengan orang jawa kebanyakan yang berperawakan halus. Jawa yang satu ini punya hal yang beda. Dia berperawakan keras, mungkin karena bapaknya penggemar musik – musik cadas. Bergerak jauh ke Kebayoran lama, Jakarta 92’, lahir juga Yudha, berkulit putih, dengan mata sipit. Mereka berdua adalah calon laki – laki konyol di masa yang akan datang. Ada hal aneh pas kelahiran Yudha, pas Yudha keluar ke dunia, bapaknya langsung menyanyikan lagu “You’ll never walk alone” berharap anaknya nanti jadi liverpudlian sejati, keluarga yang aneh. Galuh tumbuh jadi bocah kecil yang kelihatan lucu denga kata – kata “Bastard”nya. Efek menonton film perang tengah malam. Dengan kolor dan singlet, Galuh kecil bermain dengan riang di sepanjang pantai belakang rumahnya yang masih asri. Setiap bertemu nelayan di pantai, dia selalu berteriak “Bastard !” sambil lari – lari kecil dan ketawa – ketawa sebagaimana bocah yang gak tau apa – apa. Seenggaknya bukan bule yang dia teriakin begitu. Pasti jadinya bakal beda kalau itu terjadi. Bocah kecil item itu bakalan di gantung di tengah padang gandum dan di jadiin makanan buat siluman gagak yang kayak di film Jeepers Creepers. Yudha agak lebih elit, hampir semua baju yang dia punya bernuansa Liverpool, seenggaknya Yudha gak lari – larian pake kolor sama singlet doang. Setiap ada pertandingan Liverpool, bapaknya selalu mengajak Yudha kecil buat nobar. Dengan atribut lengkap ala hooligan bapak dan anak ini menyanyikan Youll never walk alone bersama – sama didepan layar televisi 14 inch yang volumenya digedein biar berasa nonton di stadion. Efeknya Yudha jadi selalu mengangkat tangan ala hooligan dan menyanyikan lagu You’ll never walk alone di depan teman – temannya.
Beranjak remaja, Yudha dan Galuh mulai mengerti arti kata – kata. Galuh akhirnya mengerti kata “Bastard” dan Yudha akhirnya mengerti kata “You’ll never walk alone” beserta kegunaannya dalam kehidupan sehari – hari, dan dia bangga menjadi liverpudlian. Masa SMP mereka masih terlihat cukup lucu. Tapi beruntung mereka gak SMP di jaman Gadget. Gak kebayang mereka berdua punya Facebook dengan nama – nama alay masa kini. Galuh pasti bakal pake nama facebook Galoehnaxbastard tanpa spasi tentunya. Dan Yudha bakal pake nama YudhacipitnaxkebayoranlamaLiverpudliansejati juga tanpa spasi tentunya. Dan mereka bakal cari cheat biar temen facebook mereka jadi ribuan. Dan mereka bakal nge-like semua status yang nongol di berandanya. Dan mereka bakal ikut fans page cuma buat komen “add aq yaa” di kolom komentar status fans page itu atau mereka bakalan komen di status cewe “..,,leh nal gk..?,,” dan bakalan spam ke inbox itu cewe kalo komennya gak di bales. Mereka berdua pasti bakal terlihat lebih hina lagi kalau SMP di jaman ini. Salah satu kenangan masa SMP adalah cinta monyet, tapi di jaman yang belum banyak handphone, itu semua jadi sulit. Yudha punya kriteria sendiri untuk cewek idamannya, cantik, gak kurus dan yang paling penting, mau diajak makan nasi uduk. Kalau Galuh gak terlalu tertarik memikirkan tentang wanita, life like a river itu motto hidupnya. Tapi bukan berarti Galuh gay. Yudha lain lagi, dia selalu mengirim surat ke alamat cewek yang di taksir. Dan biasanya isinya pasti ngaco. Dia selalu menulis surat cintanya seperti menulis surat resmi buat presiden, dan pas nulisnya pasti keringet dingin. Dan pernah dia bikin surat cinta untuk cewek sekelasnya. Besoknya cewek itu pindah kelas.
Di SMK, mereka masih dalam jarak yang jauh yang terpisah dan belum juga saling mengenal. Galuh masih dalam pendiriannya yaitu life like a river dan Yudha masih belum bisa move on dari kejadian SMP. Tapi life like a river, Yudha dan Galuh jadi dua remaja beranjak deawasa yang mengalami masa pasang surut. Tiga tahun belajar serius sudah cukup menempatkan Galuh di akpar Sahid dan Yudha sebagai pelayan bar di sebuah bar di Grand Indonesia.Galuh punya panggilan sendiri di kampusnya “Karyo” mungkin itu karna logat jawanya yang masih sangat kental saat tiba di jakarta dan kuliah di akpar sahid jaya.

Fight : Cerita 2


                Dari sekolah kejuruan yang statusnya diakui, mereka adalah berandal – berandal jalanan, sekolah itu adalah markas yang angker bagi siapa saja. Tidak ada yang lemah yang masuk sekolah itu. Sekolah Kejuran Noosa. Tahun ajaran baru di mulai, ketika siswa – siswa baru yang berpakaian tidak rapi berbaris di tengah lapangan di bawah teriknya matahari yang menyengat. Di depan mereka, Leiko, lelaki tinggi berkulit hitam berbadan kekar sedang memberikan tetuah. Ia adalah yang terkuat di sekolah Noosa, siswa kelas tiga. Ia juga ketua Osis di sekolah Noosa. di samping – sampingnya adalah kelomponya. Sebelah kanan, lelaki pendek berambut yang menutupi mata adalah San. Lelaki paling misterius dan tak banyak bicara. Kirinya adalah Klara, namanya tidak selemah kekuatannya atau tak selembut kelakuannya, wanita cantik dengan rambut panjang yang diikat kebelakang. Di sebelah klara adalah lelaki yang hampir tak dianggap sebagai anggota kelompok Leiko, ia Suto, Lelaki kurus berkulit hitam dengan rambut acak – acakan yang selalu memasang wajah sangar. Ia lelaki paling banyak bicara. Anak – anak baru menyimak dengan sungguh, mereka takut dengan amukan kelompok Leiko. Sebelum memasuki sekolah itu, mereka semua sudah tahu, mereka yang di depan itu adalah yang terkuat. Sekitar satu jam Leiko berbicara di depan, sekarang giliran kepala sekolah yang hanya sebentar saja berbicara. Semua bubar dari lapangan, senja sudah tiba.
            Kelas 10 Teknik mesin seminggu setelah masa ospek. Kelas ini adalah kelas yang biasa melahirkan raja baru sekolah Noosa. Disini sudah terpilih penguasa kelas yang bertugas sebagai ketua kelas. Melalui pertarungan keras antar siswa bengal di kelas itu. Dan itu melibatkan semua siswa, 30 siswa di kelas itu. Terpilih Jaya sebagai penguasa, pria berkulit putih dengan rambut hitam yang halus dan mata yang sayu. Ia mengalahkan semua berdua dengan teman SMPnya dahulu, Ganto. Kelas 10 Otomotif seminggu setelah ospek. Kelas yang paling ditakuti bersama dengan teknik mesin juga melakukan hal yang sama dan terpilih Tomy sebagai penguasa tunggal, ia lelaki tinggi dengan rambut yang rapi berkulit hitam dan punya kaki yang kuat. Pertarungan besar pertamanya yang membuat dirinya menjadi penguasa kelas. Kelas 10 teknik bangunan seminggu setelah ospek. Kelas ini melalui pemilihan yang tidak sebesar kelas teknik mesin maupun kelas otomotif. Hanya terjadi pertarungan antara 5 orang dari 20 orang di kelas itu. Dan pertarungan itu dimenangkan oleh Jaiz, pria bertubuh besar yang tidak banyak bicara dan hobi menulis. Berwajah kotak khas orang jawa dengan rambut panjang. Ia sangat senang menyendiri. Kelas 10 multimedia seminggu setelah ospek. Kelas yang diisi dengan siswa yang terpaksa masuk sekolah kejuruan Noosa karena nilai yang kecil. Hanya ada 4 orang yang menonjol kebengalannya di kelas itu dan mereka bersepakat membuat organisasi kepemimpinan bersama, yang pertama sebagai ketua kelas sekaligus penguasa kelas, lelaki bertubuh tambun berkulit hitam dengan rambut ikal yang tipis bernama Kako. Selanjutnya wakil ketua kelas adalah Rei lelaki cina tinggi dengan rambut selalu menutupi satu matanya yang sipit. Dua lagi adalah anak kembar Aldo dan Aldi, lelaki kurus putih dengan wajah tampan. Mereka semua adalah penguasa kelas, walau tak menutup kemungkinan mereka akan tergantikan.
            Sudah satu semester terlewati, kegaduhan terdengar di kelas 10 multimedia. Kako menyalakan rokoknya setelah bel berbunyi dan kelas selsai. Siswa memasukan buku – buku mereka kedalam tas. Ia dengan ketiga penguasa kelas menghampiri meja 4 siswa yang sedang bergurau sambil memasukan buku – buku mereka. Kako menendang meja mereka hingga keempat siswa itu tersentak melihat ke arah Kako dan tiga temannya.
“ Gue gak pernah liat kalian nongkrong bareng anak – anak” Kako
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Kako dan melangkah ke pintu kelas dengan santai. Hal itu membuat Kako geram, Ia menghampiri mereka berempat diikuti tiga temannya. “Berenti Lo semua” Kako berteriak. Ia hampir mendekati lelaki paling belakang dengan rambut dan pakaian rapi dan mata sayu, seketika itu juga kaki lelaki itu mengacung tepat 1 milimeter di depan wajah Kako, itu membuat Tiga temannya geram.
“ Kami di sini buat belajar bukan untuk hal sisa – sia yang tadi lo omongin” lelaki itu sambil menurunkan kakinya dari depan wajah Kako yang agak terlihat shock. Tiga teman lelaki itu berbalik. Keempat lelaki itu adalah Santi, Kei, Risno dan Jafar.
“Sialan Lu semua !! Kako memulai pertarungan. Diikuti ketiga lainnya. Kako mencoba membalas yang dilakukan Santi dengan tinju yang mengarah ke wajah. Sementara Kei bertarung dengan Rei, sedangkan Risno dan Jafar meladeni si kembar Aldo dan Aldi. Santi dengan santai melewati tinju Kako dan menangkap tangannya, dengan cepat kakinya menendan perut besar Kako hingga tersungkur. Kei mengakhiri perlawanan Rei dengan sekali tinju di perutnya saat Rei mencoba menyerang Kei. Risno menghabisi Aldi dengan mudah dengan tendangan keras dibagian kepala, sementara Jafar menghabisi Aldo dengan tinju cepatnya di bagian kepala. Quartet penguasa kelas multimedia tumbang dengan mudah oleh Quartet yang selalu terlihat lemah dan kutu buku.
“Jangan lagi ganggu kami berempat” Kei. Mereka berempat seolah tak percaya dengan kekuatan teman yang selalu tertawa bersama.
“Ayo pulang, gue benci rokok” Santi setengah bergurau menyindir rokok Kako yang masih menyala. Keempatnya hanya tertawa. Sementara Kako dan temannya baru saja mendapat pelajaran dengan semua pukulan tadi.
            Quartet Multimedia pergi ke Camp penguasa sekolah kejuaruan Noosa dengan penampilan kacau setelah dihajar empat lelaki tadi. Disana semua penguasa kelas dan anak buahnya berkumpul kecuali si “monster” teknik bangunan yang tidak pernah hadir, ia lebih suka menulis di perpustakaan dan menyendiri, dan yang hadir adalah anak buahnya saja.
“Kenapa lu semua babak belur gitu”  Jaya sambil menghisap rokoknya.
“Ada empat cowo tangguh di kelas gue, sial kita berempat belom tau kekuatan mereka sebelumnya” Kako dengan wajah babak belur menghisap rokoknya.
“Bego lu semua ! lu pada kan pengusa kelas” Tomy. Ia membuat si kembar tersulut emosi. Tapi Kako menahan keduanya.
“Mereka bener – bener kuat, gue rasa kalian juga gak akan bisa ngalahin mereka” Kako.
“Sial lu, ngeremehin kita” Tomy menatap nanar Kako
“Jadi intinya lu mau minta bantuan kita kan” Jaya dengan santai.
Kako tersenyum sinis, tapi dia memang butuh bantuan demi kehormatannya sebagai penguasa kelas multimedia.
“Kita mainkan cara STM” Jaya

Sabtu, 05 Oktober 2013

Fight : Cerita 1


“kenapa dari tadi lu diem begitu”  Kei, menghisap puntung rokok pertamanya. Mereka berandal gedung tua yang kerap membuat onar itu. Kei, pria berambut panjang dan ikal dengan wajah lonjong, berkulit hitam, berbadan kekar adalah pemimpin mereka. Hanya kelompok ini yang berani menantang kelompok Don Jack. Mereka adalah yang terkuat dengan markas yang bahkan polisi saja tak berani masuk kedalamnya. Bisnis, premanisme, narkoba membuat kelompok Kei berkembang seperti yakuza di jepang atau mafia di rusia.
“tadi pas gua sama anak – anak nagih, ada..” Ben sedikit gugup.
 “ada apa” Kei geram.
“ada laki – laki, ngehabisin kita semua” Ben tertunduk menyembunyikan memar di wajahnya.
 Kaki Kei melayang ke arah Ben yang masih tertunduk menahan sakit. “bego !! anak buah Don Jack cari gara – gara lagi ?” Kei.
 “Bbb..bukan Bos” Ben. Kei menatap nanar.
“siapa ? kelompok baru ?” Kei.
“kita gak tau Bos, kita juga baru liat dia di daerah itu” Ben
Kei berpikir lama sambil menghisap kembali  rokoknya. Ia menyuruh Ben pergi. Dalam selaannya, dua anggota terkuat kelompok kei datang. Risno dan Jafar. Risno, pria tinggi, berkulit putih dengan kaki yang kuat, rambutnya ikal dan pendek dengan hidung mancung. Ia adalah pria yang tak banyak bicara. Jafar, pria berjaket dengan masker hitam yang selalu dipakai, belum pernah di kelompok itu yang pernah melihat wajahnya kecuali Kei dan Risno. Mereka bertiga duduk di sofa tua yang menhadap langsung ke hiruk pikuk kota Jakarta.
“ada masalah lagi ?” Jafar
“ada orang baru yang berani ngacak – ngacak gengnya Ben”  Kei
“Dia kan memang Bodoh, paling hanya gembel yang kebetulan lewat” Jafar
“gimana menurut lu No ?” Kei
“terserah saja lah” Risno berlalu keluar pintu
“besok gue suruh Lee ke sono” Jafar.
Jakarta siang, panas, benar – benar panas. Segerombolan lelaki dengan kaus hitam mendatangi Kampung Tagol, area kekuasaan Ben. Ia sudah tahu, mereka kelompok Jafar, jadi mereka biarkan begitu saja. Mereka sudah cukup babak belur karena kemarin. Pria misterius. Lee berbincang sebentar dengan Ben, mereka berdua memimpin kelompok. Daerah itu begitu sepi seolah paham yang akan terjadi karena ulah pemuda kemarin yang mencoba membela wanita paruh baya yang sedang ditagih hutang. Pemuda itu menghabisi semua kelompok Ben, sendirian. Hari ini Lee dan Ben turun tangan, mereka mencari pemuda itu. Mata Ben seolah ingin keluar karena dendamnya.
“Itu diaaaa !!!!!!”  Ben menunjuk kearah pemuda dengan kaus putih lusuh dan sendal jepit yang penuh lumpur. Pemuda yang di tunjuk Ben lari ketika sadar ia dikejar oleh sepuluh pemuda berkaus hitam yang seperti ingin sekali mencincangnya. Ia melewati gang sempit di kampung Tagol yang penuh dengan cabang jalan. Anak buah Lee terpisah. Pemuda berpakaian lusuh itu seolah sudah menyiapkan ini sejak lama. Di tiap ujung cabang jalan terdapat beberapa pemuda kampung yang siap melawan kelompok Jafar. Kampung Tagol siang itu jadi lebih panas dengan perkelahian. Pemuda berbaju lusuh itu masih saja berlari hingga sampai di Fly over. Ia duduk dengan santai di bawahnya. Tiba – tiba saja kaki Ben muncul dibalik dinding Fly over, nyaris saja mengenai wajahnya, tak lama tinju Lee mengenai wajahnya. Ia cepat menghindar, sekarang dihadapannya Lee dan Ben siap melawannya. Dua lawan satu. Dengan santai pemuda itu meladeni permainan mereka berdua. Ben berlari dari belakang pemuda itu. “bugg” kaki pemuda itu dengan cepat mengangkat hingga dengan sekali tendangan Ben pingsan. Lee langsung bereaksi dengan cepat tinjunya beberapa kali mengenai wajah pemuda itu. Pemuda itu juga melancarkan tinju kearah wajah dan perut secara cepat. Lee mencoba menendang pemuda itu, kakinya hampir mengenai perut pemuda itu namun cepat tertangkap dan “krek” dengan sekali sentuhan kaki Lee patah. Ben dan Lee terkapar tak berdaya menahan sakit. Sementara pemuda itu kembali duduk di tempat semula.
“Ss..siapa kau” Lee
Pemuda berkaus lusuh itu hanya menyunggingkan bibirnya “gak perlu tau nama gue, yang penting jauhin kampung Tagol, gue udah cukup sabar dengan kelakuan berandal kalian” Ia kemudian pergi. Beberapa langkah, ponselnya berbunyi “anak buah kalian, kami gantung di gerbang, dan jangan pernah balik kesini lagi” lanjutnya.
            Ben dan Lee masih tak berdaya di Fly over, bahkan hingga pemuda itu tak terlihat lagi. Sesosok pria datang dari kejauhan. Itu Risno, si pendiam. 
“Pantas kalian berdua kalah” Risno menyunggingkan bibirnya persis apa yang di lakukan pemuda tadi. Ia membopong Ben dan Lee pergi dari sana.
            Jakarta siang, kini ada di pihak kampung Tagool, tidak di Kelompok Kei. Pemuda kampung Tagool bersuka cita dengan apa yang mereka lakukan hari ini. Tapi tidak pemuda yang sudah memimpin mereka di pertarungan ini. Ia tampak menyesali semua ini. Ia mengurung diri di rumahnya. Membersihkan semua dari darah bekas pertarungan tadi. Ia meyesal mestinya, ia terus bersabar karena sabar tidak ada batasnya itulah yang diajarkan agama. Harusnya pertarungan ini tidak pernah terjadi, tapi ini terjadi, dan dia harus kembali mengotori tangannya dengan hal busuk. Penyesalan yang sulit.
“dia kembali” Risno buka mulut diantara kepusingan dua partnernya
“siapa ?” Kei
“lelaki itu, teman lama” Risno.