Pages

Minggu, 28 April 2013

Dari padang, pariaman, lembah anai sampai "ditilang"

                Pagi di kota Padang, saya sudah punya rencana untuk menghabiskan masa liburan di tanah minang ini. Motor sudah mulai di panaskan mesinnya untuk di pakai menjelajah, tujuannya adalah ke Jam Gadang di Bukit Tinggi. Sekitar jam 7.30, saya dan teman menjelajah saya bertolak dari kota padang. Pertama kami mengisi bensin di SPBU kota padang untuk persiapan perjalanan yang panjang. Motor kembali melaju di jalanan yang di dominasi kendaraan umum dan roda dua. Kami mengambil jalan belakang bandara untuk mencapai pantai pariaman. Jalanan yang rusak parah membuat kami harus berhati - hati mengendarai motor. Deburan ombak terdengar jelas dari jalanan. Kami mencari pantai terdekat, dan sampai di pantai pasir hitam yang ombak dan anginnya sangat kencang. Namun sayang sekali kami hanya sebentar di sana karena harus berteduh, hujan badai yang mengguyur yang memaksa kita berteduh sejenak. sekotar setengah jam, hujan pun reda, kami melanjutkan perjalanan ke pariaman, di sepanjang perjalanan banyak sekali yang menjajakan seafood goreng seperti udang, ikan dan kepiting. Tidak heran karena kami berjalan di daerah pesisir pantai. Stasiun kereta pariaman sudah terlihat. pantainya pun juga sudah terlihat. deburan ombak yang mengahtam batu terdengar sangat mengerikan di tambah angin yang begitu kencang.

 Pantainya kali ini berpasir putih namun ombak dan air lautnya keruh, akan tetapi pemandangan ke seluruhan sangat bagus. setelah makan sebentar dari daerah ini, kami kembali melanjutkan perjalanan. melewati pedesaan yang asri dengan jalanan yang sepi. jalan mulai menanjak, udara mulai dingin, kami tiba di lembah anai, bermain sebentar di air terjun lembah anai yang begitu dingin. pemandangannya begitu indah dengan pepohonan yang benar - benar masih sangat alami. setelah puas bermain dan poto - poto di sana, kami kembali melanjutkan perjalanan. tapi memang sial nasib kami, sesampai di padang panjang kami di tilang karena lampu rem yang tidak kita sadari sudah rusak, dengan sedikit teguran kami tidak jadi ke bukit tinggi, sehingga harus pulang kembali. walau begitu keindahan alam tanah minang begitu memanjakan dan tidak membuat kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar